Menurut pendapat masyhur yang dikatakan Muhammad bin Ishak, Abu Ma’syar, Musa bin Uqbah dan yang lainnya Rasulullah صلى الله عليه و سلم mengikuti langsung dua puluh lima peperangan. Dan ada yang mengatakan dua puluh tujuh peperangan. Sedangkan jumlah pengiriman pasukan dan peperangan yang tidak diikuti Nabi صلى الله عليه و سلم sekitar lima puluhan.
Di antara dua puluh lima peperangan tersebut yang terjadi pertempuran sebanyak sembilan kali yaitu di Badar, Uhud, Khandak, Bani Quraizhah, Mushthaliq, Khaibar, Fathu Makkah, Hunain dan Thaif. Ada yang mengatkan terjadi pertempuran juga di Wadil Qura, al-Ghaba dan Bani Nadhir.
Penulis-penulis Wahyu dan Utusan-utusan Rasulullah صلى الله عليه و سلم
Di antara penulis-penulis wahyu Nabi صلى الله عليه و سلم adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Amir bin Fuhairah, Abdullah bin Arqam az-Zuhri, Ubay bin Kaab, Tsabit bin Qais bin Syammas, Khalid bin Said al-Ash, Hanzhalah bin Rabi’, al-Asadi, Zaid bin Tsabit, Muawiyah bin Abu Sofyan, dan Syurahbil bin Hasanah. Muawiyah bin Abu Sofyan dan Zaid bin Tsabit رضي الله عنهم adalah yang paling sering dan khusus dalam menulis wahyu.
Rasulullah صلى الله عليه و سلم mengutus:
1. Amr bin Umayyah ad-Dhamri ke raja Najasyi bernama Ashamah yang berarti pemberian. Najasyi menerima surat Rasulullah صلى الله عليه و سلم dan meletakkannya diantara kedua matanya lalu turun dari singgasananya dan duduk di atas lantai. Ia pun masuk Islam dihadapan Ja’far bin Abi Thalib dan para sahabatnya. Nabi صلى الله عليه و سلم melaksanakan shalat gaib ketika ia wafat. Diriwayatkan bahwa kuburannya selalu memancarkan cahaya.
2. Dihyah bin Khalifah diutus ke Kaisar Romawi Heraklius. Ia bertanya tentang Rasulullah صلى الله عليه و سلم dan meyakini kebenaran risalahnya. Ia pun ingin memeluk Islam tapi orang-orang Romawi tidak menyetujuinya lalu ia mengurungkan niatnya karena takut kehilangan kekuasaannya.
3. Abdullah bin Huzafah as-Sahmi diutus ke Kisra Raja Persia. Setelah menerima surat Nabi saw ia merobek-robek surat itu. Nabi صلى الله عليه و سلم lalu berdoa; “Semoga Allah عزوجلّ menghancurkan kerajaannya.” Allah عزوجلّ mengabulkan doa tersebut dan menghancurkan kerajaannya dan kaumnya.
4. Hatib bin Abi Baltaah al-Lahkmi diutus ke Muqauqis Raja Alexandria dan Mesir. Ia pun menerima dan berkata baik tetapi tidak masuk Islam. Ia memberi Nabi صلى الله عليه و سلم hadiah budak yaitu Maria al-Qibtiyah dan saudarinya Sirin. Nabi صلى الله عليه و سلم memberikan Sirin kepada Hassan bin Tsabit dan melahirkan anaknya yang bernama Abdurrahman bin Hassan.
5. Amr bin al-Ash diutus ke Raja Oman Jaifar dan Abd putera Julandi dari Azd. Keduanya pun beriman dan memeluk Islam serta membiarkan Amr mengambil zakat dan mengatur pemerintahan. Dan Amr menetap disana sampai Rasulullah صلى الله عليه و سلم wafat.
6. Salith bin Amr bin al-Amiri diutus ke Yamamah menemui Haudzah bin Ali al-Hanafi. Ia pun memuliakannya dan menulis kepada Nabi صلى الله عليه و سلم : “Alangkah mulia dan indahnya ajaran yang kau serukan. Saya adalah penyeru dan penyair kaumku. Berikanlah aku sebagian kekuasaan“. Rasulullah صلى الله عليه و سلم tidak mau mengabulkan keinginannya dan ia pun tidak masuk Islam dan wafat ketika fathu mekah.
7. Syuja bin Wahb al-Asadi diutus ke Harits bin Abi Syamr al-Ghassani raja Balqa suatu daerah di Syam. Syuja berkata:“Setibanya aku disana ia sedang berada didataran rendah Damaskus lalu membaca surat Nabi صلى الله عليه و سلم dan membuangnya seraya berkata: Saya akan datang kepadanya. Tapi Kaisar mencegahnya.
8. Abu Umayyah al-Makhzumi diutus ke al-Harits al-Himyari salah seorang pembesar Yaman.
9. Al-Ala’ bin al-Hadromi diutus ke Munzir bin Sawa al-Abdi raja Bahrain dan membawa surat Nabi صلى الله عليه و سلم yang menyerukan kepada agama Islam, ia pun masuk Islam.
10. Abu Musa al-Asyari dan Muadz bin Jabal al-Anshari diutus ke Yaman menyeru kepada Islam. Penduduk Yaman dan para penguasanya pun masuk Islam tanpa pertempuran.
Paman dan Bibi Rasulullah صلى الله عليه و سلم
A. Rasulullah صلى الله عليه و سلم mempunyai 11 orang paman, yaitu:
1. Al-Harits, putera tertua Abdul Muttalib. Sebenarnya al-Harits ini adalah nama julukan. Banyak di antara putera dan cucunya tergolong Sahabat Rasulullah صلى الله عليه و سلم.
2. Qutsam, saudara seibu Al-Harits. Ia meninggal ketika masih kecil.
3. Zubair bin Abdul Muttalib, termasuk pemuka kaum Quraisy. Puteranya yang bernama Abdullah bin Zubair ikut berjihad bersama Rasulullah saw pada Perang Hunain dan gugur di Ajnadin. Dia gugur dan bersamanya terdapat tujuh orang musuh yang telah dibunuhnya.
Dan diantara puteri Zubair adalah Dhuba’ah binti Zubair, ia termasuk Sahabiyah Rasulullah صلى الله عليه و سلم dan Ummul Hakam binti Zubair, termasuk Sahabiyah yang meriwayatkan hadits-hadits Rasulullah صلى الله عليه و سلم.
4. Hamzah bin Abdul Muttalib, yang bergelar asadullah wa asadu rasulih (singa Allah dan RasulNya). Saudara sepersusuan Rasulullah صلى الله عليه و سلم. Masuk Islam sejak awal dakwah Rasulullah صلى الله عليه و سلم, kemudian hijrah ke Madinah. Turut serta dalam Perang Badar dan Perang Uhud. Dan gugur dalam Perang Uhud tersebut. Beliau tidak mempunyai keturunan kecuali seorang puteri.
5. Abul Fadhl, al Abbas bin Abdul Muttalib. Dia termasuk pemeluk Islam yang taat. Turut serta dalam hijrah ke Madinah. Usianya hanya selisih tiga tahun lebih tua dari Rasulullah صلى الله عليه و سلم. Meninggal pada tahun 32 H di Madinah, di saat pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan رضي الله عنه. Dia memiliki 10 orang putera, diantaranya: al Fadhl, Abdullah, dan Qutsam. Mereka termasuk Sahabat Rasulullah صلى الله عليه و سلم. Diantara paman-paman Rasulullah صلى الله عليه و سلم hanya Hamzah dan Abbas yang masuk Islam
6. Abu Thalib bin Abdul Muttalib. Nama aslinya adalah Abdu Manaf. Ia saudara Abdullah (ayah Rasulullah صلى الله عليه و سلم) seibu. Termasuk saudara mereka seibu adalah Atikah yang bermimpi dalam perang Badar. Ibu mereka adalah Fatimah binti Amr bin Aidz bin Imran bin Makhzum.
Diantara putera Abu Thalib adalah Thalib, yang meninggal dalam kekafiran. Sementara putera yang lain, yaitu Aqil, Ja’far, Ali, dan Ummi Hani’ termasuk sahabat Rasulullah صلى الله عليه و سلم. Nama asli Ummu Hani’ adalah Fakhitah. Ada riwayat lain yang menyebutkan nama aslinya Hindun. Termasuk anak Abu Thalib adalah Jumanah.
7. Abu Lahab bin Abdul Muttalib. Nama aslinya adalah Abdul Uzza. Diberi julukan Abu Lahab karena tampan paras wajahnya. Diantara puteranya adalah Utbah dan Muattab. Keduanya turut serta bersama Rasulullah saw dalam Perang Hunain. Putera yang lain, yaitu Durrah juga termasuk sahabat Rasulullah صلى الله عليه و سلم. Sementara putera yang lain, yaitu Utaibah meninggal diterkam Singa di Zarqa, daerah Syam lantaran kekufurannya menolak dakwah Rasulullah صلى الله عليه و سلم.
8. Abdul Ka’bah
9. Hijl, nama aslinya al Mughirah
10. Dhirar, saudara seibu al Abbas
11. Al-Ghaidaq (sang Dermawan), disebut demikian karena ia adalah orang Quraiay yang paling dermawan dan sering memberi makan.
B. Rasulullah صلى الله عليه و سلم memiliki 6 orang bibi, yaitu:
1. Shafiyyah binti Abdul Mutthalib. Ia masuk Islam di Makkah kemudian hijrah ke Madinah. Ia adalah saudara seibu dari Hamzah (paman Rasulullah صلى الله عليه و سلم) dan ibu Zubair bin Awwam, seorang sahabat Rasulullah صلى الله عليه و سلم. Wafat di Madinah pada saat pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab رضي الله عنه
2. Atikah binti Abdul Muthtalib. Dalam sebuah riwayat disebutkan beliau adalah seorang muslimah. Bermimpi pada Perang Badar. Ia adalah istri Abu Umayyah bin Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Diantara puteranya adalah Abdullah, termasuk sahabat Rasulullah صلى الله عليه و سلم, dan Zuhair dan Qaribah al Kubra
3. Arwa binti Abdul Mutthalib. Istri Umair bin Wahb bin Abdi Dar bin Qushayy. Dari pernikahan ini lahirlah Thulaib bin Umair, salah seorang Muhajirin senior, turut dalam Perang Badar dan gugur di Ajnadin sebagai syahid.
4. Umaimah binti Abdul Mutthalib, istri Jahsy bin Riab. Dari pernikahan ini lahirlah Abdullah (yang gugur di Uhud), Abdun yang dikenal dengan Abu Ahmad al A’ma si Penyair, Zaenab (istri Rasulullah صلى الله عليه و سلم), Habibah, Hamnah. Mereka semua adalah sahabat Rasulullah صلى الله عليه و سلم. Demikian pula Ubaidullah bin Jahsy pada mulanya masuk Islam, tetapi kemudian masuk Kristen dan meninggal di Etheopia dalam keadaan kafir.
5. Barrah binti Abdul Mutthalib, istri Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Dari pernikahan ini lahirlah Abu Salamah yang nama aslinya adalah Abdullah. Ia adalah suami Ummi Salamah sebelum diperistri Rasulullah saw. Setelah Barrah diperistri Abdul Asad, ia dinikahi Abu Rahm bin Abdul Uzzabin Abu Qois. Dari pernikahan ini lahirlah Abu Abrah bin Abu Rahm.
6. Ummu Hakim al Baidha’ binti Abdul Mutthalib, istri Quraisy bin Rabiah bin Habib bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Dari pernikahan ini lahirlah Arwa binti Quraiz, ibu dari Utsman bin Affan رضي الله عنه.
Bersambung In Sya Allah...
Sumber :
الدرة المضيئة في السيرة النبوية / Sejarah Rasulullah
الحافظ عبد الغني بن عبد الواحد المقدسي / Al-Hafiz Abdul Ghani bin Abdul Wahid Al-Maqdisy
ترجمة: الفريق الإندونيسي / Penerjemah: Team Indonesia
مراجعة: إيكو أبو زياد / Murajaah: Abu Ziyad
المكتب التعاوني للدعوة وتوعية الجاليات بالربوة بمدينة الرياض
Tidak ada komentar:
Posting Komentar