Kamis, 25 Desember 2014

Bolehkah men-share BC materi dakwah namun tidak mengamalkannya ?

Tanya :

Bagaimana hukumnya jika kita sering menyebarkan (broadcast) materi dakwah, tetapi kita sendiri tidak mampu mengamalkan materi tersebut (na’udzubillah), atau tidak mampu menambah ketaqwaan ?

Jawab :


Bismillah. Hukum men-Broadcast (share) materi dakwah yang belum mampu kita kerjakan kepada orang lain, muslim maupun non muslim adalah amalan terpuji yang SANGAT DIANJURKAN, karena termasuk dalam bab tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, dan saling menasehati dan mengajak kepada kebenaran.
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

وَ تَعاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَ التَّقْوى

Artinya: “Dan hendaklah kalian saling tolong menolong di atas kebaikan dan ketakwaan.” (QS. Al-Maidah: 2).
Dan juga berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (yang artinya) :
 “Orang yg menunjukkan (orang lain) kepada kebaikan, maka ia (mendapatkan pahala) seperti orang yang mengerjakan kebaikan itu.”
Dan juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (yang artinya) :
“Sungguh Allah memberikan hidayah kepada satu orang saja melalui tanganmu, (pahalanya) itu lebih baik bagimu daripada onta merah.”
Sebagai contoh: ada seorang ustadz atau penuntut ilmu mengajarkan atau men-broadcast materi dakwah tentang tata cara haji dan umroh sesuai sunnah Nabi, atau tentang keutamaan tahajjud, puasa daud, senin dan kamis, atau kurban, lalu materi tersebut diamalkan oleh orang yang mendengarkannya atau membacanya, maka orang yang mengajarkannya dan juga ikut serta men-broadcastnya mendapatkan pahala sebagaimana orang yang mengamalkannya meskipun ia sendiri belum mampu mengerjakannya karena belum mampu secara badan maupun finansial.
Jadi, harus dibedakan antara kewajiban mengajarkan dan menyebarkan ilmu kebaikan dengan kewajiban mengamalkan perkara-perkara Islam yang hukumnya Wajib.
Wajibnya mengajarkan dan menyebarkan ilmu syar’i TIDAK DI SYARATKAN untuk melaksanakan semua amalan Islam yang wajib maupun yang Sunnah terlebih dahulu. Dan juga Tidak Di syaratkan untuk selamat dan bebas dari segala dosa dan maksiat. Sebab, jika di syaratkan demikian, niscaya tiada seorang pun yang mampu mengajarkan dan menyebarkan ilmu kepada orang lain. Demikian jawaban yang dapat kami sampaikan. Wallahu a’lam bish-showab. Wabillahi at-Taufiq.

Di jawab : Ustadz Muhammad Wasitho, MA حفظه الله تعالى
Sumber : tanya jawab BBG Al Ilmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar