Sabtu, 07 Februari 2015

APAKAH RASULULLAH SHALALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM TETAP HIDUP SETELAH WAFATNYA ?

Pertanyaan: Apakah Nabi صلى الله عليه و سلم tetap hidup di dalam kuburnya yang mulia dengan dikembalikan ruh ke dalam jasad dan tubuhnya seperti kehidupan duniawi yang hissi? Ataukah kehidupan di tempat yang tinggi dengan kehidupan ukhrawi  alam barzakh tanpa ada taklif ?

Jawaban: Sesungguhnya Nabi kita Muhammad صلى الله عليه و سلم tetap hidup di kuburnya dengan kehidupan alam barzakh, beliau mendapatkan kenikmatan di kuburnya, sebagai imbalan amal perbuatannya yang agung lagi baik, yang beliau صلى الله عليه و سلم laksanakan di alam dunia. Ruhnya tidak kembali kepadanya agar menjadi hidup kembali sebagaimana di alam dunianya. Dan tidak berhubungan dengannya saat beliau di dalam kuburnya yang menjadikannya hidup seperti hidupnya di hari kiamat. Namun ia adalah kehidupan alam barzakh yang merupakan perantara (transit) di antara kehidupannya di dunia dan kehidupannya di hari kiamat. Dengan demikian bisa diketahui bahwa beliau telah wafat sebagaimana para pendahulunya dari para nabi dan yang lainnya. Firman Allah سبحان الله و تعلى:
                                    
21:34

Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? (QS. Al-Anbiya`:34)
Dan firman-Nya:
                                  
55:26
55:27

Semua yang ada di bumi itu akan binasa.  Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (QS. ar-Rahman:26-27)
Dan firman-Nya:

39:30

Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). (QS. az-Zumar :30)

Dan ayat-ayat lainnya yang menunjukan bahwa Allah سبحان الله و تعلى telah mewafatkan beliau kepada-Nya, dan karena para sahabat telah memandikannya, mengkafaninya, menshalatkannya dan menguburnya .
Jika beliau masih hidup seperti kehidupan duniawi tentu mereka tidak melakukan seperti yang dilakukan kepada orang yang telah meninggal dunia. Dan Fathimah رضي الله عنها  telah meminta harta warisan ayahnya karena dia telah meyakini bahwa bapaknya telah wafat, dan tidak ada seorang pun sahabat yang berbeda pendapat dalam hal ini. Bahkan Abu Bakar  رضي الله عنه menjawab permintaan Fathimah rahiyallahu 'anha: "Bahwa para nabi tidak bisa diwaris."
    Dan karena para sahabat telah berkumpul untuk memilih khalifah yang mengganti beliau untuk mengurus kaum muslimin, dan hal itu terlaksana dengan mengangkat Abu Bakar رضي الله عنه sebagai khalifah. Jika beliau صلى الله عليه و سلم masih hidup seperti di alam dunianya tentu mereka tidak melakukan hal itu. Maka hal itu merupakan ijma' (konsensus) mereka atas wafatnya beliau صلى الله عليه و سلم.
    Dan sesungguhnya fitnah (kekacauan) dan persoalan dilematis yang terjadi di masa khalifah Utsman  dan Ali رضي الله عنهما, serta berbagai peristiwa sebelum dan sesudahnya, mereka tidak pergi ke kubur beliau untuk musyawarah atau bertanya kepadanya  agar bisa keluar dari kekacauan dan persoalan rumit serta jalan pemecahannya. Jika beliau masih hidup seperti kehidupannya di dunia tentu mereka tidak menyia-nyiakan hal itu, sementara mereka sangat membutuhkan orang yang menyelamatkan mereka dari tragedi yang mengelilingi mereka.
    Adapun ruh beliau صلى الله عليه و سلم, maka ia berada di tempat tertinggi karena beliau adalah makhluk paling utama, dan Allah عزوجلّ memberikan kepadanya wasilah, yaitu kedudukan yang tinggi di surga.
Sumber : 
Kondisi Nabi صلى الله عليه و سلم Setelah Wafatnya
حال النبي صلى الله عليه وسلم بعد وفاته
Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu Dan Fatwa
Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad


Tidak ada komentar:

Posting Komentar